Banjir di Jakarta, Siapakah Yang Salah?

Banjir di Jakarta, Siapakah Yang Salah

Banjir di Jakarta, Siapakah Yang Salah

Senin, 9 Februari 2015 kota Jakarta dilanda hujan yang cukup deras dan konsisten. Sebenarnya, hujan sudah melanda kota Jakarta dari Minggu malam sekitar pukul 12 malam hari. Apa dampak yang dihasilkan dari derasnya hujan yang dihasilkan ini? Bisa dipastikan terjadinya genangan air dimana-mana setinggi 30-70cm ditiap lokasi.

Namun, saya tidak akan membahas mengenai dimana saja titik banjir Jakarta yang terjadi ketika hujan ini. Namun, saya akan sedikit membahas mengenai siapa yang harus disalahkan ketika banjir menerjang kota Jakarta. Sejujurnya diawal tahun 2014 saya sempat merasakan banjir yang cukup luar biasa menerjang pemukiman rumah saya di kp. melayu Jakarta selatan, apa penyebabnya? Siapa yg harus disalahkan?

Sebenarnya, saya cukup bosan dengan seruan-seruan masyarakat yang selalu menyalahkan pemerintah kota Jakarta yang tidak bisa mengatasi kebanjiran di Jakarta. Tapi, apakah Anda sudah bisa menyalahkan diri kalian sendiri? Mengapa saya bilang seperti itu?

Sebenarnya, baik kita sadari atau tidak. Diri kitalah yang menjadi penyebab kebanjiran melanda di kota Jakarta ini. Ada beberapa diantaranya yang menurut saya merupakan pangkal penyebab terjadinya banjir dimana-mana di Jakarta.

Membuang sampah sembarangan.

Disadari atau tidak, kita pasti pernah membuang sampah sembarangan dimanapun itu. Padahal, kita bisa menjaga kebersihan lingkungan dgn membuang sampah pada tempatnya. Sungguh disayangkan, masih banyak orang-orang yang membuang sampahnya ke bantaran kali.

Mengapa saya bilang masih banyak? Bisa kita lihat, dibendung air manggari. Ketika terjadi peningkatan debit air, kita juga bisa melihat betapa banyak sampah yang menumpuk dan membuat aliran air menjadi sangat tersendat. Hal inilah yang membuat kota Jakarta rawan terkena banjir. Jadi, yuk kita coba disiplin pada diri sendiri agar tidak membuang sampah disembarang tempat.

Tidak ada daerah resapan air.

Sewaktu kita sekolah dulu, pasti kita diajarkan mengenai DAS (Daerah Aliran Sungai) ataupun mengenai daerah resapan air. Nah, sekarang coba kalian lihat sekarang ini. Apakah masih ada hal tersebut? Dibeberapa tempat, sudah tidak terlihat lagi dimanakah letak daerah resapan air tersebut? 

Sekarang ini, kita lebih mementingkan tingkat egoisme kita sendiri dengan memanfaatkan lahan yang kita miliki untuk kepentingan pribadi. Misalnya, dengan membuat pemukiman rumah, atau apapun itu yang menutup daerah resapan air tersebut.

Jadi, bagaimana air bisa kembali ke laut apabila jalan air tersebut harus tertutup dengan aspal ataupun semen yang digunakan untuk membuat pemukiman?

Saya rasa, 2 hal tersebutlah yang memacu terjadinya banjir dimana-mana. Jadi, jangan selalu menyalahkan orang lain apabila kita masih melakukan kesalahan dan tidak mau disalahkan oleh orang lain. Yuk, sama-sama kita jaga lingkungan kita agar lingkungan kitapun menjaga diri kita dari semua kejadian yang disebabkan oleh kesalahan kita sendiri. 

10 Replies to “Banjir di Jakarta, Siapakah Yang Salah?”

  1. Siapa yang salah? Tidak ada sekaligus banyak.

    Hanya memang paling mudah adalah melemparkan kesalahan pada orang lain. Prinsip dasar naluri manusia adalah mempertahankan diri yang banyak diterjemahkan oleh banyak orang sebagai yang penting bukan gua yang disalahin.

    Jadi jangan pernah tanyakan salah siapa? karena memancing kita untuk menudingkan jari kita ke seseorang…:D

    1. Betul banget, pak Anton. Sebelum kita berkata “Ini salah siapa?” lebih baik kita mengkoreksi dulu, apakah diri kita sudah benar? atau masih kurang benar dalam melakukan sebuah hal yang bisa memicu kebanjiran itu sendiri.

  2. Jakarta butuh restart ulang dalam hal resapan air.. terkesan asal asalan setiap adanya pembangunan gedung di jkt menyangkut sistem drainase.. contoh kecil bisa dilihat di daerah kemang .. makin kesini makin wew banjirnya .. imbang dengan makin banyaknya bangunan :)

    salam kenal bang aldy :)

  3. tiap tahun jakarta banjir dan banjirnya kiriman dari bogor. Tapi sekarang pak Jokowi pindah ke Bogor mungkin untuk menghindari Banjir agar tidak seperti dulu Pak Beye kantornya kebanjiran.
    Tapi kota Bogorku jadi makin macet pas pak Jokowi ngantor di Istana bogor, sebelumnya aja sudah macet apalagi sekarang makin macet deh

  4. Kalau cuma menyalahkan satu pihak memang gak bisa, sih. Karena yang salah bisa jadi banyak pihak. Pemerintah punya kewajiban untuk menata kota/negara menjadi nyaman bagi warganya. Tapi, banyak juga warganya yang masih gak peduli sama lingkungan. Terutama buang sampah sembarangan

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *