Kemacetan Kota Jakarta Semakin Parah, mungkin itu adalah beberapa kalimat yang mungkin teman – teman yang tinggal di kota Jakarta sering ungkapkan. Begitupun dengan saya, yang sudah tinggal di Jakarta dari tahun 2003 lalu. Kira – kira, sudah hampir 10 tahun saya merasakan hiruk-pikuk keramaian kota ini.
Selama 10 tahun juga saya merasakan beberapa perbedaan yang sangat terasa dari tahun ke tahunnya, mulai dari penambahan jumlah masyarakat yang tinggal di Jakarta sampai kendaraan umum / pribadi-pun kian bertambah. Termasuk saya, yang akhirnya memiliki sebuah motor pribadi.
Kemacetan Kota Jakarta
Beberapa waktu yang lalu, tepatnya bulan lalu saya sempat melihat timeline di twitter pribadi saya mengenai pertanyaan dari salah 1 akun radio di Indonesia yaitu @MOTION975FM yang menanyakan seperti berikut :
Well, karena guw tinggal di Jakarta langsung aja iseng mention yang isinya : “Sebenarnya, hal itu karena kombinasi dari keduanya min! RT….” maaf tidak ada gambar, nyarinya ribet dimana udah itu mention guw. Alhasil, karena celotehan iseng guw ditelf gw malem-malem sama penyiarnya.
Nah, diatas saya bilang adalah Kombinasi Keduanya!. Mengapa? Kita tidak bisa bohong kepada masyarakat banyak bahwa sekarang ini sudah semakin ramai pabrikan kendaraan bermotor baik roda 2 atau 4 yang mengeluarkan produk terbarunya. Karena memang, menurut saya pribadi masyarakat di Indonesia adalah masyarakat yang konsumtif alias banyak menggunakan daripada memproduksi.
Nah yang kedua adalah perilaku yang tidak taat aturan. Sangat jelas sekali ketika kalian para pengendara bermotor akan melihat gambar seperti dibawah ini :
Apa yang kalian lihat teman – teman? Yaps, Rambu Lalu Lintas yang memang seperti sudah tidak lagi di hargai. Setuju atau tidak dengan gambar yang saya ambil diatas? Saya yakin, kalian akan melihat hal serupa seperti saya apalagi kalian melintas dari arah Atrium Senen – Kp. Melayu kalian akan merasa kesal dengan ulah beberapa pengedara yang parkir seperti tidak taat aturan.
Selain diatas, masih banyak beberapa perilaku yang menurut saya membuat kemacetan dimana – mana yaitu Angkutan Umum Berhenti di Sembarang Tempat! Setuju? Kalau setuju bagus, saya sering jengkel dengan kelakuan ini. Kemudian, yang paling sering menyebabkan kecelakan, yaitu Penggunaan Lampu Sign yang kebanyakan orang menyepelekan. Hal ini lah yang kembali membuat kemacetan karena kecelakaan berlalu lintas.
Nah, sekarang pertanyaannya adalah bagaimana kita mengurai permasalahan ini? Ketika tingkat kesadaran berkendara & etika berkendara kita masih teramat susah untuk disiplin, sangat susah untuk mengurai kemacetan di jakarta sekalipun pemerintah kota Jakarta membuat sterilisasi jalur busway.
Semoga dengan adanya artikel sederhana ini, banyak para pembaca artikel sederhana saya memahami pentingnya etika berkendara dan setidaknya akan mengurangi beberapa pembicaraan orang yang sering berucap Kemacetan Kota Jakarta Semakin Parah!