Perkembangan TV bisa dibilang merupakan sebuah contoh revolusi teknologi. Setelah pada dekade awal pertumbuhannya menjadi fenomena dan pusat hiburan utama seluruh orang di dunia, lambat laun kestatisan televisi membuatnya semakin ditinggalkan banyak orang terutama setelah berkembangnya teknologi komputer baik desktop maupun laptop.
Dan televisi pun semakin kalah pamornya dibandingkan dengan perkembangan ponsel yang bak jamur di musim hujan. Namun pada dekade akhir, teknologi televisi tampaknya semakin bangkit kembali. Sebagai contoh Samsung yang selalu memunculkan berbagai terobosan seperti plasma, LED maupun LCD, mulai menarik sedikit pasar elektronik. Dan berujung dengan terobosan televisi HD, yang seolah membangunkan tren teknologi yang satu ini. Setelah hampir satu dekade mati suri, lambat laun televisi kembali meraih popularitasnya dan menjadi salah satu barang elektronik utama.
Televisi-televisi model lama pun mulai tergusur dan tergantikan teknologi-teknologi di atas. perkembangan revolusi teknologi ini juga diikuti dengan penawaran harga yang variatif dan semakin murah dari para produsen. Perkembangan teknologi televisi ini diikuti dengan pemenuhan komponen-komponen televisi yang banyak dan tidak terlalu mahal, sehingga biaya produksi televisi berteknologi tinggi masih dapat terjangkau.
Melihat tren pembelian TV yang semakin menanjak ini juga disertai oleh kemampuan adaptasi televisi yang selain menambahkan kualitas audio, juga turut menambah fitur-fitur hi-tech seperti built in dengan pemutar video, sinkronisasi dengan USB flashdisk, kemampuan berselancar di internet dan bahkan bermain games. Semua fitur yang dulu terpisah ini, sekarang dapat kita jumpai pada satu barang elekronik bernama televisi.