Kalau kalian baca karena judul artikel gue tentang swab antigen dan PCR, jangan beranggapan gue udah positif terkena COVID-19, ya. Karena gue memang hampir saja terkena virus corona yang cukup jahat dan tidak kenal kalangan ini. Kok bisa hampir positif? Gimana ceritanya gue bisa tahu gue hampir kena? Sabar, gue ceritain di artikel ini kok.
Metode Pengetesan Covid-19
Mungkin semuanya sudah tahu, beberapa metode untuk melakukan pengetesan terhadap seseorang apakah terkena virus SARS-COV-2 atau Covid-19 itu sendiri. Gue ambil gampangnya aja ya, karena untuk bahasa ilmiah dan lainnya gue bukan pakar mengenai hal tersebut. Beberapa metode pengetesan covid-19 yang gue tahu, diantaranya:
Rapid Test
Metode rapid test merupakan metode yang paling banyak diketahui oleh masyarakat Indonesia dan luar negeri untuk mengetahui apakah seseorang bisa terkena virus covid-19 atau tidak. Pada kenyataannya, rapid test sendiri hanya melakukan pengecekan antibodi terhadap seseorang.
Padahal terbentuknya antibodi juga agak lama jadi tidak pas sebenarnya digunakan untuk melakukan skrining apalagi rendah sensitivitasnya. Meskipun demikian, untuk melakukan skrining cepat, cara ini sering dilakukan dan terbilang cukup murah.
Swab Antigen
Ini yang gue lakukan kemarin saat berada di kantor dan diberikan fasilitas ini kepada karyawannya. Disinilah awal mula ceritanya, akan gue ceritakan lebih rinci nanti dibawah. Jadi, baca aja dulu sampai selesai.
Pada dasarnya, metode pengetesan covid-19 ini dilakukan dengan mengambil sample cairan dari bagian hidung dan atau tenggorokan seseorang. Rasanya? Hmm.. Kalau gue bisa menggambarkan, seperti orang sedang mencium seseorang menggoreng bumbu nasi goreng, cukup “nyegrak” rasanaya.
Metode pengetesan swab antigen bertujuan mencari protein yang terdapat di permukaan virus. Cara kerja ini berbeda dengan PCR test yang mencari material genetik pada virus corona penyebab COVID-19.
PCR Swab
Metode terakhir untuk tahu seseorang positif covid-19 atau tidak adalah dengan melakukan PCR, lengkapnya RT-PCR. Untuk proses dari test PCR sendiri sebenarnya menggunakan sampel RNA COVID-19 yang disalin balik untuk membentuk pasangan DNA.
Nantinya, salinan tersebut akan diperbanyak dengan PCR sampai nantinya terbentuk banyak rantai DNA, yang biasanya perlu waktu 6 jam hingga dua hari. Lama waktu inilah yang membuat seseorang deg-degan (termasuk gue) saat melakukan isolasi mandiri.
Swab Antigen Hasilnya 2 Garis Samar
Kok bisa gue harus isolasi mandir? Awalnya karena memang saat melakukan swab antigen yang diberikan oleh kantor seperti yang gue bilang. Bermula terasa cukup biasa saja, menunggu saatnya melakukan pengetesan dan berakhir dengan telepon dari HR yang mengatakan hasil gue 50:50.
Tes dilakukan dengan cara mengambil cairan dari hidung, seperti tes swab pada umumnya yang kalian lihat di televisi atau berita. Banyak yang berkata rasanya sakit, padahal kenyataannya biasa saja saja kok. Asalkan kalian tahu teknik pernafasan yang tepat.
Sempat ditanya oleh dokter, apakah gue deg-degan atau tidak? Karena hasil tensi gue terbilang cukup tinggi. Gue menjelaskan kalau memang gue saat bertemu nakes (tenaga kesehatan) akan selalu seperti itu.
Gue pun bertanya, hasilnya berapa lama? Dikatakan hanya 15-20 menit sudah bisa diketahui hasilnya. Saat itu, pukul 15:10 WIB. Pukul 15:40 gue menanyakan kepada tim HR mengenai hasilnya, yang nantinya akan dikirimkan melalui email dari tim HR sendiri.
Cukup terkejut ketika habis maghrib, 18:10 WIB gue mendapatkan telepon dari Head of HR. Dalam pikiran gue saat itu, sudah pasti hasilnya tidak mengenakan. Benar saja, hasilnya ternyata menunjukan 2 garis (samar) yang berarti kondisinya 50:50, positif atau negatif.
PCR Swab Mandiri Keesokan Harinya
Gue pun disuruh untuk melakukan isolasi mandiri selama 7 hari, dan melakukan PCR Swab secara mandiri agar lebih pasti. Apakah gue terkena virus SARS-COV-2 (covid-19) atau tidak. Tanpa pikir panjang, gue langsung mencari rumah sakit terdekat untuk melakukan pengetesan. Hasilnya? Sia-sia, karena baru besok pagi bisa melakukannya.
Setelah mendapatkan rumah sakit yang ada fasilitas PCR Swab dengan hasil dibawah 2 hari, gue membuat janji dan langsung melakukan pengetesan. Sama seperti melakukan swab antigen, bedanya cairan yang diambil dari berbagai sisi.
Pertama gue diambil cairan melalui hidung sebelah kiri, kemudian sebelah kanan dan dilanjutkan dengan tenggorokan yang membuat gue hampir muntah. Ternyata, benda asing yang dipaksakan masuk ke tenggorokan bikin keselek dan bikin muntah ya, #yangpahamaja.
Selesai melakukan pengetesan (12:30 WIB) sampai hasil diterima keesokan harinya (15:35 WIB), rasa was-was udah pasti ada, ditambah pikiran sana-sini. Tapi, ketika itu terjadi gue sadar bahwa antibodi (imun) gue akan menurun.
Apa yang gue lakukan selama menunggu hasil? Jujur, gue cuma makan yang banyak, minum jus buah, minum susu bear brand, minum UC1000 dan MAIN GAME. Haha.. Iya, main game biar otak gue seneng aja gitu. Hasilnya gimana? Hmm.. Hasilnya gue NEGATIF kok, kalau gak percaya lihat aja gambar dibawah ini ya!
Hasilnya Kok Beda? Ini Kesimpulan Gue!
Berdasarkan pengalaman yang gue alami, ketika melakukan swab antigen dan pcr. Kalian akan mendapatkan hasil yang samar (false positive) ketika kalian sedang atau akan terkena influenza atau daya tahan tubuh sedang drop ketika melakukan swab antigen.
Ini gue rasakan memang, ketika melakukan pengetesan swab antigen kondisi badan gue sedang tidak fit. Pertama, gue sehabis begadang. Kedua, gue baru mulai gejala flu yang gue rasakan sendiri. Tetapi, kalian harus paham juga badan kalian sendiri seperti apa.
Beberapa ciri yang biasa terjadi seseorang terkena SARS-COV-2 atau Covid-19 ini diantaranya:
- Hilangnya indra penciuman. Dalam artian, kalian tidak bisa mencium bau yang ada disekitar kalian.
- Hilangnya indra perasa. Kalian juga tidak bisa merasakan makanan atau minuman yang kalian konsumsi.
- Flu disertai dengan Diare. Ini cukup sering terjadi pada beberapa orang. Jangan anggap sepela ketika merasakan gejala ini, langsung tes!
Terakhir gue menyarankan kalian melakukan swab antigen dan PCR apabila memiliki rezeki lebih, dibandingkan kalian harus melakukan rapid test.