Pada saat pertama kali masuk ke dalam suatu perusahaan, Anda lantas tidak langsung bekerja begitu saja kan. Tentu ada perintah kerja terlebih dahulu agar Anda tahu apa yang harus dikerjakan, apa saja ruang lingkup pekerjaannya, dan tanggung jawab yang Anda emban.
Istilah work order biasanya lebih dikenal dalam industri manufaktur. Apa sih itu work order dan tujuannya untuk apa? Berikut ini ulasan lengkapnya.
Pengertian Work Order
Singkatnya, work order merupakan perintah kerja berupa dokumen tertulis yang mencakup internal maupun eksternal perusahaan kepada pelaksana tugas. Sementara dalam industri manufaktur, work order adalah sebuah dokumen yang mendukung adanya penanganan inspeksi untuk keperluan pembekalan suku cadang, material, serta layanan.
Melalui work order ini, seluruh informasi data yang berkaitan dengan kebutuhan dan harga perjanjian kesepakatan bersama masing-masing vendor dapat terpenuhi. Jadi, bisa diartikan bahwa work order ini sebagai alat komunikasi antar divisi pemeliharaan dengan setiap vendor penerima kerja yang diberikan sebelum pekerjaan dilaksanakan secara efektif.
Work Order Dalam Aktivitas Industri Manufaktur
Perlu Anda ketahui bahwa work order termasuk dalam kegiatan manufaktur atau pabrikasi. Namun, sebelum itu sebaiknya Anda mengetahui lebih dulu urutan aktivitas yang umum terjadi pada perusahaan manufaktur, yaitu:
- Menetapkan harga standar barang produksi
- Menetapkan standar harga produksi
- Membuat list formulir produk
- Membuat perintah kerja atau work order
- Menyusun pengeluaran bahan material atau bahan baku
- Membuat produk beserta bahan baku
- Pembukuan biaya konversi
- Menyusun period end atau proses di akhir periode
Dari urutan tersebut, Anda bisa melihat bahwa setelah penetapan harga standar untuk produksi, barulah dibuat work order. Hal itu dikarenakan proses produksi akan dilaksanakan setelah seluruh penghitungan biaya ditentukan.
Jadi, sudah jelas jika work order merupakan bagian dari proses produksi pada perusahaan manufaktur. Perintah kerja ini memungkinkan untuk dibuat lebih dari satu produk bahkan bisa juga termasuk ke dalam proses sales order.
Supaya lebih jelas, berikut ini elemen-elemen yang terkandung pada formulir perintah kerja.
1. Informasi Kerja
Bagian ini berisi informasi umum tentang pekerjaan yang akan dilaksanakan. Informasi kerja ini biasanya tertera pada bagian header, yang terdiri dari:
- Work order number
- Waktu mulai produksi
- Tanggal perkiraan selesai produksi
- Person in charge
- Departemen yang bertanggung jawab
- Deskripsi mengenai perintah kerja tersebut
2. Detail Kerja
Selanjutnya pada bagian detail ini, ada beberapa informasi yang berisi tentang rincian dari perintah kerja, yaitu:
- Deskripsi mengenai bill of material atau list material produk yang akan diproduksi.
- Nomor kode barang yang akan diproduksi. Nomor ini sudah tertera pada bill of material.
- Jumlah produk yang akan diproduksi.
- Nilai satuan dari produk yang akan diproduksi.
- Total keseluruhan biaya produk
- Nomor sales order yang hanya berlaku jika perintah kerja berdasarkan pesanan penjualan saja.
- Persentase penyelesaian produk yang telah diproses.
- Status produk. Jika sudah selesai dibuatkan perintah kerja seluruhnya, maka statusnya berubah jadi ceklis atau closed.
Belum sampai disitu, di dalam bagian detail kerja masih termuat bahan baku yang dipakai untuk proses produksi. Pada bagian ini umum berisi informasi berupa:
- Nomor kode barang bahan baku.
- Deskripsi mengenai bahan baku.
- Jumlah bahan baku yang dibutuhkan untuk produksi.
- Satuan bahan material atau bahan baku.
- Kuantitas bahan baku yang telah digunakan atau dikeluarkan.
- Harga satuan standar bahan baku yang ditentukan berdasarkan pada formulir penyesuaian harga standar barang.
- Total biaya bahan baku keseluruhan.
Detail produksi yang tentu membutuhkan pengawasan yang ketat agar prosesnya bisa berjalan lancar. Untuk membantu monitoring proses produksi, Anda butuh sistem ERP (Enterprise Resource Planningi) melalui software berbasis cloud untuk memudahkannya pengawasan. Rekomendasi adalah RedERP, yang merupakan aplikasi erp terbaik dengan modul saling terintegrasi untuk mendukung pengelolaan bisnis lebih efisien.
3. Bagian Cost
Pada bagian cost ini, ada beberapa elemen yang turut disertakan, yakni berupa deskripsi dari biaya konversi, waktu untuk proses produksi, standar nilai biaya konversi pembuatan produk per satuan jam, dan total biaya standar pembuatan produk jadi.
Untuk mengelola proses produksi yang ada di perusahaan manufaktur, RedERP menyediakan software manufaktur & production. Softwarenya ini berfungsi merampingkan operasi manufaktur yang membantu dalam pengambilan keputusan.
Dalam proses produksi tidak hanya sebatas prosesnya saja, tetapi ada biaya-biaya yang harus diperhitungkan sebelum dan sesudah prosesnya berjalan. Untuk perhitungan biayanya, Anda bisa menggunakan software akuntansi RedERP sebagai solusi untuk membantu menghitung segala pembiayaan, seperti pengelolaan anggaran, multi-currency untuk mengelola keuangan perusahaan, dan sebagainya.
Langsung saja kunjungi situs RedERP untuk kelanjutan informasi selengkapnya dan jadwalkan demonya secara gratis!