Kenakalan Oknum Petugas SPBU ini mungkin teman-teman semua pernah mengalaminya. Namun, banyak diantara kalian yg pernah mengalaminya menganggap adalah sebuah hal biasa karena memang mungkin tidak begitu berarti untuk kalian. Nah, kali ini saya mencoba memberikan sedikit informasi mengenai salah satu contoh Kenakalan Oknum SPBU yang saya alami.
Bagi para pengendara kendaraan bermotor sudah menjadi barang pasti untuk mengisi bahan bakar untuk kendaraannya. Hal inipun terjadi oleh saya ketika hendak pulang dari kantor menuju kediaman tercinta saya. Ketika melihat penunjuk bahan bakar, ternyata bensin saya sudah terlalu kosong untuk melanjutkan perjalan.
Kenakalan Oknum SPBU
Alhasil, saya mencoba mencari SPBU terdekat untuk mengisi bahan bakar saya sendiri. Cukup lumayan, antrian yang terjadi sangat panjang untuk jenis bahan bakar pertamax ini, tidak kalah panjang dengan para pengantre yang ingin mengisi bahan bakarnya dengan premium.
Ketika sudah giliran saya, sebuah pertanyaan standard yang dilontarkan oleh petugas “Isi berapa liter mas?” dengan santai saya menjawab “diisi full saja mas..” baiklah, dimulai dari nol ya mas.. begitu jawabnya, sama seperti iklan ketika ramadhan tiba. Tidak lama berselang, ternyata sudah full dan tertera sebesar Rp. 29.181.
Sebenarnya, saya ingin memaksakan dengan mengisi sampai Rp. 29.500 agar pas. Namun, karena kondisi tangki sudah tak mencukupi ya saya biarkan saja dan saya mengeluarkan uang Rp. 50.00 tanpa pikir panjang. Yang saya pikirkan, akan dikembalikan sebesar Rp. 21.000 namun, diluar dugaan dan tadaaaaaaaaaaa!
Awalnya sih saya tidak ingin meminta struk pembelian, tapi ya iseng aja sih biar ada bahan untuk menulis blog sederhana ini. Harapan saya pribadi ketika masa-masa kampanye pilihan presiden kali ini banyak yang berjanji untuk mengurangi korupsi. Tapi, saya lebih berharap pada presiden kita nanti (siapapun itu) untuk membereskan mental seperti ini agar tak ada lagi Kenakalan Oknum Petugas SPBU.
Ehm..siapa tau dia keliru antara koin 500 dan 1000.
Kenapa gak coba diingatkan terlebih dahulu?
Hihihihi.
Ndak keliru aa, orang udah ditanyain malah melengos ndak jelas dianya :))
besok-besok bawa uang recehan mas
minta nambah seribu terus kasih dua ratus rupiah :D
Haha.. Ide bagus untuk ngerjain para oknum yang kaya gini, makasih sarannya za :)
500 keuntungannya , kalo sehari bisa dapat 100 kendraan jadi 50.000 sebulan 50.000 x 30 = 1,500,000
lumayan :D
Haha.. Bukan lumayan lagi, rezeki itu mah namanya. Siapa yg mau ngasih 1 bulan segitu coba :)
Ternyata kecurangan ini bukan ditempat saya saja.. sudah hampir menyeluruh…yang paling keseringan malah.. mereka pintar banget untuk mengatur counter minyak dengan contoh Rp. 39.100, itu dibulatkan menjadi 40.000,- tapi bagi sebagian kalangan hal ini memang tidak dipermasalahkan, dikarenakan besarnya kerugian bila membeli bbm di eceran. Bisa lebih dari segitu ruginya… iya kan..??
Dibeberapa tempat rasanya memang seperti itu, mas. Terkadang, pembulatan yang cukup jauh sepertinya harus dipertanyakan. Terkadang, saya lebih baik “ngerjain” mereka dengan suruh bulatin benar2 sampai 40.000,- (kasus diatas) :)
Sering banget kayak gini, klo sekarang isi pertama fulltank 20ribu cukup, nah kadang sama petugasnya di tekan2 lg biar lebih dr 20ribu -_-
jadi 20.181 kayak gitu, alhasil kadang dihitung jd 21ribu. Rese banget memang
Nah, yg kaya gitu tuh yg ngeselin. Nominalnya sih kecil, tapi kalau dikalikan ratusan orang kan hasilnya jadi banyak juga :)
Sama seperti yg gw alami, liat aja di postingan yang gak gw kelarin tulisannya ini.
http://www.bloggernes.com/2014/11/mafia-pertamina-kecil-tapi-nyata.html
Namanya bukan karena kenakalan oknum,tapi emang sepertinya disengaja oleh sistemnya.
Jelas tertulis harga perliter= Rp.9950, tapi beli 1 liter terhitung Rp.10000.
Indo Nes ia
Haha.. Itulah, terkadang masih ada permainan yg seperti itu.. Ngenes ya..
bukannya nakal mas, kita dikasih modal dari kantor nominal terkecil cuma 500,sadar dong mas kita tu kerja setoran, bayangkan kalau suruh tombok 181 x 100 orang, padahal gaji kita cuma 50rb sehari, kalau buat artikel jangan diliat dari satu pihak aja
Wah, kalau gitu boleh diinformasikan dong seperti apa yang sebenarnya :)