Trotoar, siapa sih yang ga pernah dengar kata itu? Gue yakin kalian semua yang baca artikel ini udah pasti tau apa itu. Sekarang, pertanyaan gue untuk kalian adalah apa yang pertama kali ada di dalam benak kalian ketika membaca atau mendengar kata itu?
Menurut wikipedia, trotoar itu:
Trotoar adalah jalur pejalan kaki yang umumnya sejajar dengan jalan dan lebih tinggi dari permukaan perkerasan jalan untuk menjamin keamanan pejalan kaki yang bersangkutan. Menurut keputusan Direktur Jenderal Bina Marga No.76/KPTS/Db/1999 tanggal 20 Desember 1999 yang dimaksud dengan trotoar adalah bagian dari jalan raya yang khusus disediakan untuk pejalan kaki yang terletak didaerah manfaat jalan, yang diberi lapisan permukaan dengan elevasi yang lebih tinggi dari permukaan perkerasan jalan, dan pada umumnya sejajar dengan jalur lalu lintas kendaraan.
Trotoar dan pejalan kaki. Ya memang, secara fungsional trotoar diperuntukan bagi para pejalan kaki. Tapi, pada kenyataannya sekarang ini apakah masih berfungsi sesuai aturan ketika kalian berada dalam situasi dimana kemacetan itu ada? Kalian cukup lihat sendiri gambar dari google dibawah ini ya.
Hmm.. Dari gambar diatas bisa dilihat kan, sepertinya sekarang sudah beralih fungsi. Apalagi ketika jam sibuk seperti pagi hari atau sore hari, dimana waktunya seseorang pergi dan pulang ke tempat aktifitasnya masing-masing. Lantas, sampai disitu saja? Tidak juga, coba lihat gambar ini!
Ya, sepertinya sudah tidak asing buat kalian ketika melihat para oknum pedagang kaki lima yang menjajakan barang dagangannya diatas trotoar. Jujur, siapa yang “jengah” dengan keadaan diatas? Kalau ada, berarti kita sama dan kamu para pembaca apa yang kalian lakukan? Lantas mengikutinya atau tetap ikut bermacet-macetan dijalan seharusnya?
Banyak para oknum pengendara roda dua dan pedagang kaki lima, yang sepertinya lebih mementingkan waktu dan usaha mereka dibandingkan hak para pejalan kaki yang mereka rampas. Lantas, dimanakah para pejalan kaki sekarang ingin melintasi daerah tersebut?
Jawabannya, tetap dijalan mereka namun harus penuh perjuangan melawan mereka (pengendara motor dan pedagang kaki lima) untuk melintasinya. Apakah kita bisa mencegah hal tersebut? Bisa, tetapi harus banyak cara yang dilakukan terutama dari dalam diri pribadi kita. KESADARAN DIRI, itulah yang harus dimiliki oleh setiap orang yang ada.
“Dul, kenapa ga lewat atas (trotoar) aja sih. Sepi juga ga ada orang lewat. Biar cepet!” Pernah sekali waktu gue dapat perkataan itu, dan gue cukup bilang “hargai pejalan kaki, ada atau ga mereka itu bukan hak kita lho!” sampai disana, gue ga pernah dapat ucapan apa-apa lagi, dan sekarang lebih memilih ikut bermacet-macetan dibanding harus naik ke trotoar.
Sebagai seseorang yang pernah merasakan berjalan kaki diatas trotoar, saya cukup heran mengapa para oknum pengendara roda dua ini terkesan “lebih galak” ketika ada seseorang yang berjalan diatas trotoar dan harus rela membunyikan klakson berulang kali. Padahal, trotoar itu peruntukannya untuk mereka para pejalan kaki BUKAN untuk pengendara roda dua.
Lantas, usaha apa yang sudah kamu lakukan untuk tetep membuat trotar itu tetap menjadi fungsi yang semestinya? Yuk, tulis komentar kalian di kolom komentar dibawah. Siapa tahu, banyak yang mendukung apa yang kalian tuliskan, lho. Jangan lupa dibagikan ke teman-teman yang lain juga ya tulisan ini lewat akun media sosial kalian :)
Sebagian besar emang uda terenggut kaki lima ya, kadang kalo ditertibkan malah berontak, padahal memang aslinya ga punya ijin dagang di trotoar, yang suka ngagetin itu keberadaan ojek yang was wes wos, trus tiba2 aja muncul haha
Iya, apalagi ditempat2 yang cukup strategis.. Pasti ada itu pedagang2 begitu :(
Kalo melihat UU-nya, pejalan kaki bukan cuma BERHAK berjalan di trotoar tapi juga WAJIB. Menggunakan trotoar untuk bermotor dll yang bukan peruntukannya, berarti merampas hak sekaligus menghalangi pejalan kaki melaksanakan kewajibannya. Sebagai pejalan kaki, aku ngerasa teraniaya banget. Malah pernah hampir ketabrak motor di trotoar! Huaaa…kalau aja punya sorot mata yang menghanguskan seperti Superman…. wis tak ledakin itu motor. >.<
Makasih banyak ya Mas Aldy yang jago sulap, karena tidak menggunakan trotoar untuk berkendara. :)
Haha.. Sabar ya, mba. Aku juga rasanya pengen marah ngeliat mereka kaya gitu, aku juga pernah jadi pejalan soalnya. Makanya, sampe sekarang ga mau naik trotoar lagi :)
seharusnya trotoar untuk para pejalan kaki, nah ini malah para penjual kaki lima, kalau di tertibin ntar berontak ngamuk2. seharusnya cari tempat yang lain, pokok bukan di trotoar…
Nah, itulah dilemanya. Dengan alasan tempat yg tidak memadai, rela banget malah jualan di trotoar gitu :(
Boro boro mau negur motor yang ada malah mau ditabrak.
Apalagi mau negur pedagang kaki 5 mau dibilang ngga punya hati. Ngga ngerti orang susah cari makan.
Dilema masalah ini.
DIlemanya ya disana itu, mau ditegur tapi galakan yg ditegur. Ga ditegur, ya pejalan kaki terganggu. Susah emang.
trotoar memang diperuntukan untuk pejalan kaki, bukan pengendara motor
pkl memang harus segera di tertibkan!