Kemacetan Dan Kecelakaan Bermotor merupakan sebuah polemik yang terjadi dinegara berkembang seperti Indonesia. Terutama kemacetan, yang sampai saat ini masih belum ada jalan keluar yang benar-benar bisa mengurangi permasalahan di beberapa kota Indonesia seperti Jakarta.
Sebenarnya beberapa langkah telah diambil oleh pemerintah untuk mengurai titik kemacetan Jakarta, namun sampai saat ini masih belum terlihat dampaknya. Mulai dari pemberlakuan jalur 3 in 1 sampai dengan sterilisasi jalur transjakarta yang dicanangkan oleh gubernur Jakarta saat ini.
Kemacetan Dan Kecelakaan Bermotor
Saya sebenarnya lumayan sering membahas akan kemacetan ini di akun twitter personal saya dengan menggunakan hastag #CelotehTeRRen namun sayangnya, mungkin beberapa follower malas membahas mengenai hal ini yang pada kenyataannya merekapun mengalami hal tersebut.
Kali ini saya akan sedikit bermain dengan logika mengenai beberapa kebijakan yang diambil pemerintah untuk mengurai titik kemacetan yang terjadi, seperti contohnya memberlakukan sterilisasi jalur transjakarta busway.
“Gila! Perasaan Jakarta makin macet ya, ngerasain ga sih?” atau “Tiap hari Jakarta bukan makin lancar, malah makin padat. Bingung!” pernah mendengar ungkapan seseorang seperti ini? Saya sering! Terkadang saya coba memancing dengan berkata “Iya, perasaan udah ada sterilisasi jalur transjakarta ya. Kok malah makin macet gini?”
Dari sebuah percakapan singkat diatas, justru saya memiliki logika berpikir ketika jalur transjakarta yang disterilisasi tidak memperbolehkan kendaraan pribadi masuk kedalamnya, justru membuat jalanan di kota Jakarta semakin macet. Sedangkan pemerintah memiliki logika “perkenalan” terlebih dahulu dengan kebijakan, ketika sudah terbiasa maka banyak rakyat yang memiliki kendaraan pribadi akan menggunakan angkutan massal.
Namun, menurut saya sendiri itu tidak bisa saya terima. Mengapa? Bayangkan jika seseorang sudah nyaman menggunakan kendaraan pribadi, apakah mau menggunakan angkutan massal? Mereka pasti berpikir “Keamanan saya bagaimana? Kenyamanan dikendaraan?” Karena tidak semua orang terbiasa dengan yang namanya angkutan massal.
Seiring dengan macetnya kota Jakarta, mengapa semakin ramai kasus kecelakaan kendaraan bermotor? Itulah yang saya pikirkan kemudian. Ternyata, jawabannya ada pada diri sendiri. Saya sempat menuliskan sebuah status di facebook pribadi saya mengenai hal ini, dan akhirnya terjadi sebuah perdebatan argumen yang berakhir “kentang”. Berikut screenshot-nya. (Silahakan berkomentar jika menurut kalian saya salah).
Ya! Saya berpikir semua mengendarai kendaraan bermoto menggunakan EGO pribadi masing-masing tanpa menggunakan ETIKA berkendara. Mulai dari ngebut, mengendarai tanpa helm, tidak menggunakan lampu sign untuk berbelok hingga melanggar lampu lalu lintas yang mengakibatkan terjadinya sebuah Kecelakaan Bermotor yang cukup parah, bahkan kehilangan seseorang.
Saya agak bingung, apakah pengendara kendaraan bermotor khususnya roda dua melupakan fungsi tombol seperti gambar dibawah ini ?
Lampu sign, lampu penerangan dan juga tombol klakson! Semua pabrikan kendaraan roda dua pasti sudah menyiapkan tombol-tombol diatas, MENGAPA KALIAN TIDAK MENGGUNAKANNYA?????? Jangan berpikir bahwa jalan raya hanya milik kalian, hargailah para pengendara lain yang memiliki hak yang sama untuk jalan raya.
Saya tidak akan mengambil pusing jika ketika terjadi kecelakaan, kerugian hanya terjadi pada diri kalian sendiri. Tapi, banyak yang tak bersalah ikut merasakan kerugian ketika terjadi kecelakaan bahkan hingga kehilangan nyawa. Masih ingat dengan kasus “Dul – Ahmad Dhani” yang menewaskan 7 orang? Mungkin itu adalah sebuah kelalaian, tetapi sangat FATAL AKIBATNYA.
Kemarin, saya sempat memberikan beberapa gambar pelanggaran para pengendara roda dua di twitter saya. Silahkan cek #CelotehTeRRen kemarin, dan silahkan kalian berkomentar. Saya hanya ingin mengingatkan untuk semuanya, seperti yang sering dikatakan oleh bapak/ibu dari @TMCPoldaMetro Jadilah Pelopor Keselamatan berlalu Lintas dan Budayakan Keselamatan sebagai kebutuhan. Semoga, jika kalian berpikir keselamatan sebagai kebutuhan, tak ada lagi Kemacetan Dan Kecelakaan Bermotor.
Saya rasa semua pemaparan di atas cukup bagi kita sebagai wejangan. Memang lebih baik mencegah daripada mengobati, sedia payung sebelum hujan. Lengkapi atribut berkendaraan anda agar selamat selama diperjalanan. TRIMS KK :D
Semoga ada manfaat apa yang saya tuliskan diatas ya kak :)
Setuju, Mas Aldy. Seringkali kecelakaan terjadi itu justru karena faktor pengendaranya.
Saya pernah menabrak pengendara motor, hingga motornya jatuh trus penumpangnya gigi depannya tanggal 2. Kejadianya karena tiba-tiba dari arah kanan mobil saya dia belok ke kiri sementara saya bergerak lurus. Kalau memang itu motor mau ke kiri, kenapa gak ambil jalur kiri?
Untung cuma gigi yang tanggal. coba kalau sampai pingsan atau tewas? Hiiiii ngeri saya ngebayanginnya. Bisa2, saya juga yang disalahkan. Padahal kan pengendara motor itu yang motong jalur :(
Nah kan, semuanya pasti karena ga pakai lampu sign buat belok. Padahal udah disediain gitu,. :(
Semoga jadi pembelajaran ya mba buat semua :)
wajar macet sebab kendaraan setiap hari makin bertambah. pemerintah pusat malah mengeluarkan kebijakan mobil murah
Begitulah. Tapi ya, apa daya ya :)
Saya malah keder, ogah naik motor. Dibonceng boleh, tapi jalan sendiri? Emmmm, entah kapan mau belajar dan berani bawa motor. Saya tipe orang yang susah fokus, jangan sampe ngelamun di jalan terus kecelakaan. Enaknya naik kendaraan umum bisa rileks (meski kalau sopirnya sinting bawa mobil ugal-ugalan bikin sport jantung), baca buku, ngobrol sama temen atau buka gadget. Risikonya, ya itu dia, pake lama di jalan hehehe.
Bawa kendaraan dijalan raya, kalau ga fokus bisa fatal akibatnya mba. Kalau sudah macet kaya diatas, bawaannya malah emosi terus. Apalagi ada kendaraan yg belok ga jelas tanpa lampu sign. Hehe..