“Pembawa acara atau pranatacara , atau biasa disebut Master of Ceremony, disingkat MC adalah orang yang bertugas sebagai tuan rumah sekaligus pemimpin acara dalam panggung pertunjukan, hiburan, pernikahan, dan acara-acara sejenis. Pembawa acara biasanya membaca naskah yang telah disiapkan sebelumnya, tapi sering juga mereka harus memberikan komentar atau informasi tanpa naskah.”
Diatas adalah sebuah arti harfiah yang saya dapatkan dari wikipedia mengenai apa itu pembawa acara. Berbicara mengenai pembawa acara atau MC, kali ini saya mau sedikit share mengenai apa sih rasanya menjadi seorang MC? Apa suka dukanya? Bagaimana menghadapi situasi yang harus mendelay sebuah acara? Semua ternyata menjadi sebuah pengalaman tersendiri bagi saya.
Menjadi Seorang Pembawa Acara
Menjadi seorang pembawa acara memang dibilang gampang-gampang susah, apalagi untuk seseorang yang bisa dibilang sangat pemalu dan susah berbicara didepan umum seperti saya. Sudah bisa ditebak, suasana tentu menjadi sangat tidak kondusif alias lebih banyak diamnya dibandingkan untuk mencairkan suasana yang ada.
Hal ini terbukti dalam sebuah acara sulap mingguan yang diadakan di Jakarta. Bagi yang belum mengetahui, silahkan klik link tersebut dan lihat keseruan yang terjadi diacara tersebut ya. “Kenapa saya yang harus menjadi seorang MC?” itulah pertanyaan yang muncul didalam benak saya ketika pertama kali membawakan acara Saturday Magic Night di Redtop hotel ini.
Memang benar, acara tersebut hanya untuk keseruan dimana kita saling belajar dan bertukar ilmu dalam dunia sulap itu sendiri. Namun, silahkan bayangkan bagaimana memandu sebuah acara yang isinnya pesulap semua dan saya sendiri belum menjadi seorang pesulap? Haha.. Bisa dibayangkan suasananya seperti apa, bukan?
Saya secara pribadi bukanlah seorang public speaker yang baik, tidak memiliki dasar-dasar menjadi seorang pembawa acara yang baik dan sudah pasti sangat minim pengetahuan menjadi seorang MC. Saya hanya bermodalkan bagaimana saya bisa membawakan sebuah acara menjadi tidak membosankan (padahal dalam hati pengunjung sangat membosankan). Apalagi, pembahasan yang saya berikan dalam acara tersebut hanya sekedar kata-kata yang spontan keluar dari mulut saya.
Sejujurnya, menjadi seorang MC itu sangatlah susah. Dimana kita harus mengetahui apa yang disukai oleh para penonton yang ada dan membuat suasana menjadi ringan dan cair. Kita harus sebisa-bisanya memikirkan kata demi kata, apa yang harus dikeluarkan dari mulut kita untuk memeriahkan acara tersebut.
Terlihat memang sangat mudah, kita hanya berbicara ceplas-ceplos, seakan tidak memikirkan apa yang ingin dibahas padahal dibalik semua itu kita harus mengaitkan apa yang baru saja ditampilkan dengan apa yang akan kita bicarakan setelahnya. Belum lagi, kalau kita diacuhkan itu sakitnya disini *sambil nunjuk microphone yang ada*
Well, dari semua itu saya mendapatkan sebuah pelajaran dan pengalaman yang berarti untuk menjadi seorang pembawa acara / MC ini. Nah, buat kalian yang mau ikutan belajar mulai dari sulap sampai menjadi seorang penampil yang baik, mendingan kalian datang tiap Sabtu di Redtop Hotel, Pecenongan. Karena akan ada sebuah keseruan dan pembelajaran baru setiap kalian datang kesana. So? Silahkan atur jadwal kalian untuk datang ke acara tersebut ya, sahabat.
saya cuma jadi penonton aja mas gak mau jadi MC ah :)
Sepertinya mba Lidya harus coba sekali-kali jadi MC di acara sulap, mba :)
jadi MC itu salah satunya harus terbiasa ngomong ngalur-ngidul sendiri. hahaha..tapi rasanya masih ndak sesusah jadi penyiar radio sih :D
kalo ngemsinya udah dikasih tau dari sebelumnya mah enak, bisa nyiapin materi dll. nah kalo dadakan itu yang bikin ngaplo ya om :’D
Haha.. Kalau penyiar radio kan emang sudah dikonsep mau cuap-cuap kaya gimana, nah ini ngemsinya dadakan.. Hehehe..
Sepertinya saya kenal MC ini, tapi ah, sudahlah…
Hahah.. Bang blek bisa saja :))